Penanganan Pada Kehamilan dengan Plasenta Previa

Posted on

Apa itu Plasenta Previa?

Plasenta previa adalah kondisi medis yang terjadi saat plasenta menempel di bagian rendah rahim, menutupi sebagian atau seluruh leher rahim. Kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan hebat saat melahirkan dan memerlukan penanganan yang tepat untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi.

Jenis-jenis Plasenta Previa

Terdapat tiga jenis plasenta previa yang dapat terjadi:

1. Plasenta previa totalis: Plasenta menutupi seluruh leher rahim.

2. Plasenta previa parsialis: Plasenta hanya menutupi sebagian leher rahim.

3. Plasenta previa marginalis: Plasenta berada di tepi leher rahim.

Penyebab Plasenta Previa

Penyebab pasti plasenta previa belum diketahui. Namun, faktor-faktor berikut dapat meningkatkan risiko terjadinya plasenta previa:

1. Riwayat kehamilan sebelumnya dengan plasenta previa.

2. Merokok selama kehamilan.

3. Usia ibu yang lebih tua.

4. Riwayat operasi pada rahim, seperti pengangkatan polip atau miom.

5. Kehamilan ganda.

Plasenta previa adalah kondisi yang memengaruhi perkembangan plasenta selama kehamilan. Plasenta merupakan organ yang penting dalam menyediakan nutrisi dan oksigen bagi janin. Biasanya, plasenta tumbuh dan menempel di dinding rahim di bagian atas atau samping rahim. Namun, pada kasus plasenta previa, plasenta justru menempel di bagian bawah rahim, menutupi bagian dari leher rahim atau seluruhnya.

Plasenta previa dapat terjadi pada setiap kehamilan, tetapi faktor-faktor tertentu dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini. Riwayat kehamilan sebelumnya dengan plasenta previa atau adanya operasi pada rahim seperti pengangkatan polip atau miom, merupakan faktor risiko yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya plasenta previa. Selain itu, perokok dan ibu yang lebih tua juga berisiko lebih tinggi mengalami plasenta previa.

Gejala plasenta previa mungkin tidak terlihat pada awal kehamilan. Namun, pada trimester ketiga, beberapa gejala yang mungkin muncul antara lain perdarahan dari vagina tanpa rasa sakit, perdarahan yang berulang setelah perdarahan awal, dan kram perut atau nyeri pada area panggul. Jika mengalami gejala-gejala ini, segera konsultasikan dengan dokter untuk penanganan yang tepat.

Diagnosis plasenta previa dapat dilakukan melalui pemeriksaan medis dan tes penunjang. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan riwayat medis untuk mengetahui gejala yang dialami serta melakukan ultrasonografi (USG) untuk melihat posisi plasenta dengan jelas. Selain itu, pemeriksaan keadaan bayi seperti detak jantung dan gerakan aktif juga dapat dilakukan.

Pos Terkait:  Penanganan Tepat Demam Berdarah pada Anak

Tindakan penanganan pada kehamilan dengan plasenta previa akan bergantung pada tingkat keparahan kondisi dan usia kehamilan. Jika plasenta previa terjadi pada trimester awal, dokter mungkin akan merekomendasikan istirahat total dan rawat inap untuk pengamatan lebih lanjut. Istirahat total bertujuan untuk mengurangi risiko perdarahan, sementara rawat inap akan memungkinkan dokter untuk memantau kondisi dengan lebih teliti.

Jika terjadi perdarahan hebat, transfusi darah dapat dilakukan untuk mengganti darah yang hilang dan menjaga keseimbangan cairan tubuh. Pemberian transfusi darah hanya dilakukan jika diperlukan dan sesuai dengan kondisi ibu dan bayi.

Persalinan melalui operasi caesar mungkin akan dilakukan jika plasenta previa tidak membaik menjelang persalinan atau terdapat perdarahan hebat. Operasi caesar merupakan metode persalinan yang dilakukan dengan sayatan pada dinding perut dan rahim untuk mengeluarkan bayi. Metode ini dipilih untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi, mengingat persalinan normal dapat meningkatkan risiko perdarahan yang berbahaya.

Pencegahan Plasenta Previa

Sejauh ini, tidak ada langkah pencegahan yang pasti untuk plasenta previa. Namun, beberapa langkah berikut dapat membantu mengurangi risiko terjadinya plasenta previa:

1. Berhenti merokok selama kehamilan. Merokok dapat merusak pembuluh darah dan memengaruhi perkembangan plasenta.

2. Menghindari konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang. Zat-zat tersebut dapat berisiko bagi perkembangan plasenta dan janin.

3. Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan dan mengikuti anjuran dokter. Pemeriksaan kehamilan secara teratur dapat membantu mendeteksi dini kemungkinan adanya plasenta previa.

4. Menghindari aktivitas fisik yang berat selama kehamilan. Aktivitas fisik yang berlebihan dapat meningkatkan risiko perdarahan dan memperburuk kondisi plasenta previa.

Penanganan pada kehamilan dengan plasenta previa merupakan hal yang penting untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi. Memahami gejala dan faktor risiko plasenta previa dapat membantu ibu hamil untuk segera mencari bantuan medis jika mengalami gejala yang mencurigakan. Selalu konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai dan mengikuti anjuran yang diberikan untuk menjaga kesehatan selama kehamilan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *