Sebagai orang tua, tentu Anda sangat memerhatikan tumbuh kembang yang terjadi pada anak. Tumbuh kembang ini seperti motorik, keterampilan berbahasa, bersosialisasi, serta berpikir. Namun tak jarang pada beberapa anak terjadi keterlambatan. Untuk itu, cara mengatasi keterlambatan tumbuh kembang anak adalah topik yang wajib Anda baca.
Pada umumnya, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan keterlambatan tumbuh kembang anak. Misalnya saja karena faktor genetik, adanya kelahiran secara prematur, terjadi infeksi selama kehamilan, dan kurang mendapatkan stimulasi. Anda wajib waspada apabila terjadi keterlambatan pada lebih dari dua keterampilan anak.
Cara Mengatasi Keterlambatan Tumbuh Kembang Anak
Ketika terjadi keterlambatan pada lebih dari dua keterampilan, maka dapat dikatakan anak tersebut mengalami global development delay. Keterlambatan perkembangan secara umum ini dapat Anda kenali dari beberapa gejala yang muncul pada anak. Berikut ini kondisi yang harus diperhatikan, bisa saja terjadi mulai dari gejala ringan sampai berat.
1. Keterlambatan Berbicara dan Bahasa
Berikut ini ada beberapa gejala yang mengarah pada keterlambatan berbicara dan bahasa. Jika anak Anda menunjukkan beberapa kondisi ini, maka dapat dipastikan telah terjadi keterlambatan berbicara dan bahasa. Oleh karena itu, sebaiknya Anda memerhatikannya dengan teliti.
- Belum bisa babbling di usia 12 bulan.
- Belum bisa mengucapkan satu katapun di usia 16 bulan.
- Belum bisa mengucapkan dua kata dengan jelas di usia 24 bulan.
Apabila gejala-gejala tersebut sudah terlihat, Anda dapat melakukan langkah-langkah stimulasi agar keterlambatan berbicara dapat segera teratasi. Berikut ini ada beberapa cara mengatasi keterlambatan tumbuh kembang anak dalam berbicara yang dapat Anda aplikasikan:
- Sering mengajak anak berkomunikasi secara aktif. Misalnya mengobrol, mengulang kata, dan menyanyi. Sebaiknya Anda menggunakan bahasa yang sederhana agar mudah bagi si kecil untuk memahaminya.
- Membacakan buku untuk anak setiap hari, dengan demikian ia dapat mengetahui kosakata yang beragam. Sebaiknya Anda memilih buku yang bergambar dan mintalah si kecil untuk menyebutkan nama-nama benda pada gambar tersebut.
- Memberi pujian pada anak ketika ia mampu mengucapkan kata dengan baik dan benar.
- Mengoreksi perkataan anak yang kurang tepat, misalnya saja kata ‘mam’ menjadi ‘makan’ dan sebagainya
- Menghindari aktivitas menonton dan sebaiknya Anda mengajak si kecil untuk melakukan kegiatan lainnya yang bisa membuatnya aktif bergerak serta berinteraksi dua arah.
2. Keterlambatan Motorik
Kemampuan motorik ada dua jenis, yaitu motorik kasar dan motorik halus. Untuk perkembangan motorik kasar akan ditandai dengan kemampuan si kecil menegakkan kepalanya saat sedang duduk, berjalan, merangkak, berguling dan lainnya. Sedangkan motorik halus misalnya menggenggam, memegang, menyusun benda dan lain-lain.
Perkembangan motorik pada anak ini akan terlihat mulai usia 4 bulan. Karena itu, Anda perlu waspada apabila pada usia tersebut si kecil belum memperlihatkan perkembangan yang signifikan. Berikut ini adalah gejala keterlambatan perkembangan motorik yang harus Anda waspadai:
- Pada usia 4 bulan belum mampu mengangkat kepalanya, tangan masih sering mengepal atau belum dapat menggenggam benda di sekitarnya.
- Pada usia 8 bulan belum mampu berguling.
- Pada usia 12 bulan belum mampu duduk tanpa topangan.
- Pada usia 18 bulan belum mampu berjalan serta memegang benda berukuran kecil dengan dua jari yaitu jempol dan telunjuk.
Keterlambatan motorik pada anak dapat dipicu oleh kelainan ataupun kelemahan dari sistem saraf otot atau neuromuskular. Anda dapat melakukan stimulasi terhadap perkembangan motorik yang lambat tersebut melalui beberapa cara. Berikut ini langkah-langkahnya:
- Membantu si kecil melakukan tummy time atau posisi tengkurap yang bermanfaat untuk menguatkan otot pada lengan, leher dan kaki.
- Membantu si kecil duduk dan menyandarkan tubuhnya. Kemudian berikan mainan di tangannya.
- Melatih anak bergerak secara aktif dalam berbagai posisi dapat Anda coba dengan cara meletakkan benda atau mainan pada jarak tertentu dari hadapannya. Dengan demikian ia akan mencoba meraih benda tersebut. Si kecil akan terangsang melakukannya dengan cara merangkak ataupun berdiri.
- Melatih si kecil berdiri sendiri dengan cara menariknya dari posisi duduk hingga berdiri. Cara ini diyakini mampu menguatkan otot kaki anak.
- Pada anak yang belum bisa berjalan, latihlah ia dengan cara memintanya berjalan ke arah Anda.
3. Keterlambatan Kognitif
Keterlambatan kognitif merupakan gangguan yang memengaruhi kemampuan berpikir si kecil. Hal ini terjadi disebabkan oleh stimulasi yang kurang, faktor genetik, nutrisi, gangguan sistem saraf pusat, kejang, trauma pada kepala, serta kejadian traumatik yang terjadi di dalam hidupnya seperti kekerasan dan lain sebagainya.
Keterlambatan kognitif dapat dikenali dari beberapa gejala, seperti tidak ada reaksi terhadap suara orang tua, tidak merespon saat namanya dipanggil, tidak ada kontak mata ketika diajak bicara, hingga tidak ada respon saat Anda mengajaknya bermain pada usia di bawah 12 bulan.
Anda dapat melakukan beberapa stimulasi untuk mengatasi keterlambatan perkembangan kognitif tersebut. Berikut langkah-langkah stimulasi yang dapat Anda aplikasikan pada si kecil:
- Memperdengarkan lagu favoritnya secara rutin dan ajaklah ia bernyanyi bersama sampai dapat menghapal lirik lagu tersebut. Cara ini sangat membantu si kecil mengidentifikasi data dan menguatkan memorinya.
- Memperdengarkan jenis-jenis suara, misalnya saja suara burung, klakson mobil, dan bunyi gemericik air. Melalui cara ini si kecil dapat memahami adanya hubungan objek dan suara.
- Bermain menggunakan media huruf abjad.
- Belajar berhitung dengan cara menghitung benda-benda yang ada di sekitarnya.
- Bermain menggunakan benda-benda di sekitarnya, misalnya peralatan dapur. Si kecil dapat bereksplorasi dengan benda-benda tersebut.
- Menciptakan lingkungan yang nyaman serta aman untuk anak beraktivitas.
Kesimpulan
Cara mengatasi keterlambatan tumbuh kembang anak adalah solusi yang tepat untuk diaplikasikan apabila si kecil memperlihatkan gejalanya. Langkah-langkah tersebut merupakan stimulasi yang akan membantu si kecil mengejar ketinggalan dalam tumbuh kembanganya sejak dini.