Kebutuhan air minum yang ideal untuk anak penting untuk diketahui oleh para orangtua yang ingin memastikan anak terhindar dari dehidrasi. Hal ini mengingat bahwa anak cenderung lebih mudah mengalami dehidrasi dibandingkan dengan orang dewasa. Selain itu, pemenuhan kebutuhan cairan juga mengoptimalkan tumbuh kembang anak.
Bagaimana Cara Mengetahui Kebutuhan Air Minum yang Ideal untuk Anak?
Kebutuhan air minum yang ideal untuk anak ternyata sangat beragam dan disesuaikan dengan berbagai faktor yang juga perlu dicermati oleh para orangtua. Faktor ini antara lain tinggi dan berat badan, umur, jenis kelamin, tingkat aktivitas fisiknya hingga kondisi cuaca.
1. Mengetahui Kebutuhan Air Minum yang Ideal untuk Anak Berdasar Usia
Meskipun terkesan rumit, orangtua bisa menggunakan acuan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia terkait jumlah kebutuhan cairan anak secara umum berdasarkan usia:
- Anak usia 7-12 bulan: 800 mililiter atau sekitar 2-3 gelas
- Anak usia 1-3 tahun : 1,3 liter atau sekitar 5 gelas
- Anak usia 4-8 tahun: 1,7 liter atau sekitar 6-7 gelas
- Anak usia 9-13 tahun: 2,1-2,4 liter atau 8-10 gelas
- Anak di atas usia 14 tahun: 2,3-3,3 liter atau sekitar 9-13 gelas
Untuk memudahkan pengukuran, ukuran gelas yang digunakan di atas adalah gelas belimbing (sekitar 200 mililiter). Bisa disimpulkan pula bahwa seiring dengan bertambahnya usia anak, maka kebutuhan cairannya akan ikut meningkat. Hal ini wajar mengingat aktivitas yang dilakukan anak sehari-harinya juga semakin bertambah sehingga lebih banyak cairang tubuhnya yang juga keluar.
2. Mengetahui Kebutuhan Air Minum yang Ideal untuk Anak Berdasar Berat Badan
Nah, selain menggunakan rumusan di atas, orangtua juga bisa menggunakan rumus Darrow untuk memperkirakan kebutuhan cairan minimal anak berdasarkan berat badan. Jadi, kali ini bukan lagi usia yang dijadikan sebagai patokan, melainkan berat badan anak. Berikut rumus yang bisa Anda perhatikan:
- Berat badan 0-10 Kg: 100 ml/kg
- Berat badan 11-20 Kg: 1.000 ml ditambah 50 ml/kg dari selisih berat badan dikurangi 10 Kg
- Berat badan >20 Kg: 1.500 ml ditambah 20 ml/kg dari selisih berat badan dikurangi 20 Kg
Dari rumusan di atas, bisa dijelaskan sebagai berikut:
- Anak dengan berat badan di bawah 10 Kg, membutuhkan sedikitnya 100 ml air per kg berat badannya. Contoh, anak dengan berat 7 Kg, maka kebutuhan cairannya adalah 7 x 100 ml = 700 ml air per hari.
- Anak dengan berat badan 10 Kg sampai 20 Kg, membutuhkan 1.000 ml air ditambah dengan 50 ml untuk selisih berat di atas 10 kg. Contoh, anak dengan berat badan anak 14 kg, maka kebutuhan cairannya 1.000 ml + (50 ml x 4 kg) = 1.200 ml air per hari.
- Anak dengan berat badan di atas 20 kg, membutuhkan 1.500 ml air ditambah dengan 20 ml untuk selisih berat badan di atas 20 kg. Contoh, Misal berat si Kecil 27 kg, kebutuhan cairannya menjadi 1.500 ml + (20 ml x 7 kg) = 1.640 ml air per hari.
Meskipun orangtua sudah memiliki gambaran tentang berapa jumlah kebutuhan air anak, sebaiknya tetap terus memantau kecukupan cairan anak setiap harinya. Misalnya adalah dengan memantau warna urine anak. Warna urine yang putih bening atau kuning muda, menandakan anak cukup cairan.
Namun apabila warna urine berwarna kuning pekat atau bahkan kecoklatan, bisa jadi tanda bahwa anak kurang minum pada hari itu. Terlebih apabila kondisi anak memperlihatkan gejala lain seperti demam, diare, muntah, dan banyak aktivitas, maka pemenuhan cairan harus lebih dimaksimalkan lagi untuk menghindarkan anak dari dehidrasi.
Namun apabila kondisi anak mengalami diare, muntah dan kesulitan untuk minum dengan kondisi tubuh yang lemas, banyak tertidur, disertai tangan dan kaki yang dingin, baiknya anak segera dibawa ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan penanganan.
Kesimpulan
Demikianlah informasi tentang kebutuhan air minum yang ideal untuk anak. Anak sudah bisa dibiasakan untuk minum air putih ketika sudah menginjak usia 6 bulan. Selain itu, orang tua juga bisa mencukupi kebutuhan cairan anak menggunakan air putih, susu atau ASI, makanan berkuah atau lainnya.